A.
Defenisi agama Agama
Defenisi agama agama menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.Kata
“agama” berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti
“tradisi”.[1]. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini
adalah religi yang
berasal daribahasa Latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang
berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat
dirinya kepada Tuhan.
Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah
suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang
berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin
berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah,
mencapai rohani yang sempurna kesuciannya
B.
Macam-macam agama
1.
Islam
2.
Kristen
3.
Hindu
4.
Buddha
5.
Kristen katolik
6.
Konghuchuprotestan
C. Toleransi beragama
dalam kehidupan
hidup dalam negara
yang penuh keragaman, baik dari suku, agama, maupun budaya. Untuk hidup damai
dan berdampingan, tentu dibutuhkan toleransi satu sama lain. Toleransi adalah
perilaku terbuka dan menghargai segala perbedaan yang ada dengan sesama.
Biasanya orang bertoleransi terhadap perbedaan kebudayaan dan agama. Namun,
konsep toleransi ini juga bisa diaplikasikan untuk perbedaan jenis kelamin,
anakanak dengan gangguan fisik maupun intelektual dan perbedaan lainnya. Toleransi
juga berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan,
menjembatani kesenjangan budaya, menolak stereotip yang tidak adil, sehingga
tercapai kesamaan sikap dan Toleransi juga adalah
istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti
sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang
berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.
Contohnya adalah toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu
masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.Istilah toleransi juga
digunakan dengan menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas,
misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain
Ada tiga macam sikap toleransi, yaitu:
1. Negatif : Isi ajaran dan
penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya hanya dibiarkan saja
karena dalam keadaan terpaksa. Contoh : PKI atau orang-orang yang beraliran
komunis di Indonesia pada zaman Indonesia baru merdeka.
2. Positif : Isi ajaran ditolak,
tetapi penganutnya diterima serta dihargai. Contoh : Anda beragama Islam wajib
hukumnya menolak ajaran agama lain didasari oleh keyakinan pada ajaran agama
Anda, tetapi penganutnya atau manusianya Anda hargai.
3. Ekumenis : Isi ajaran serta
penganutnya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsur-unsur
kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri. Contoh
: Anda dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi berbeda
aliran atau pamahaman.
Contoh pelaksanaan toleransi antara umat
beragama dapat kita lihat seperti:
1. Membangun jembatan,
2. Memperbaiki
tempat-tempat umum,
3. Membantu orang yang
kena musibah banjir,
4. Membantu korban
kecelakaan lalu-lintas.
Jadi, bentuk kerjasama ini harus kita
wujudkan dalam kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan dan tidak
menyinggung keyakinan agama masing-masing. Kita sebagai umat beragama
berkewajiban menahan diri untuk tidak menyinggung perasaan umat beragama yang
lain. Hidup rukun dan bertoleransi tidak berarti bahwa agama yang satu dan
agama yang lainnya dicampuradukkan. Jadi sekali lagi melalui toleransi ini
diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban, serta keaktifan menjalankan ibadah
menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling menghargai dan
saling menghormati itu, akan terbina peri kehidupan yang rukun, tertib, dan
damai. Dalam kehidupan sehari-hari Anda, apakah contoh-contoh toleransi antar
umat beragama seperti diuraikan di atas telah Anda lakukan? Jika Anda telah melakukannya
berarti Anda telah berperilaku toleran dan saling menghargai. Tetapi jika Anda
tidak melakukannya berarti Anda tidak toleran dan tidak saling menghargai.
Sikap seperti itu harus dijauhi.
Toleransi dalam berbagai kehidupan, Dunia sekarang
sedang diuji oleh kelaparan dan kemiskinan dari satu segi dan di segi
lain dengan penghamburan kekayaan dan kesombongan. Banyak manusia saat ini
sudah lupa akan peristiwa sejarah masa lalu yang kelam, dunia dirusak oleh
manusia-manusia yang serakah. Contoh seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II.
Pada tanggal 11 September 2001, dunia dikejutkan kembali oleh sebuah peristiwa
yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia,
yaitu peristiwa pemboman gedung WTC di Amerika. Tetapi yang anehnya lagi
sungguh suatu perbuatan yang tidak berperi kemanusiaan yaitu negara Amerika
beserta sekutunya menyerang Afganistan yang banyak menelan korban penduduk
sipil tak berdosa. Lalu bagaimana dengan negeri kita Indonesia? Masihkah Anda
ingat yaitu peristiwa yang memalukan bangsa kita, yang seharusnya tidak perlu
terjadi. Negara dan bangsa Indonesia pernah digoncang oleh perpecahan yang
berawal dari kemajemukan masyarakat. Di dalam kemajemukan itu ada
kelompok-kelompok tertentu yang mau memisahkan diri dari negara kesatuan.
Konflik-konflik tersebut dapat terjadi karena satu faktor perbedaan, misalnya
faktor agama. Namun tidak jarang perpecahan itu disebabkan oleh beberapa faktor
secara bersama, misalnya kerusuhan ras yang ditunjang oleh perbedaan kondisi ekonomi,
agama, dan budaya. Cobalah Anda renungkan mengapa terjadi peristiwa
perkelahian, tawuran bahkan permusuhan antar etnis di negeri kita. Contoh di
Aceh, peristiwa di Sampit, Sambas, Ambon dan lain-lainnya yang kalau ditulis
sungguh memalukan dan memilukan hati dan perasaan kita. Dari contoh peristiwa
yang tidak semuanya disebutkan itu, bagaimana menurut pendapat Anda? Pasti Anda
tidak menghendaki peristiwa itu terjadi bukan? Karena peristiwa itu apapun
alasannya yang pasti akan menghancurkan masa depan anak-anak bangsa, martabat
serta harga diri bangsa. Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah-pecah
saling bermusuhan satu sama lain karena masalah agama. Kita ingin hidup tertib,
aman, dan damai, saling menghormati dan saling menghargai agama dan keyakinan
masing-masing. Untuk itu kita harus dapat menciptakan kehidupan umat beragama
yang serasi, selaras, dan seimbang, sebagai umat beragama, sebagai masyarakat
maupun warga negara.
Di era reformasi menuju Indonesia baru
mari kita berupaya semakin meningkatkan kualitas hidup. Salah satunya adalah
bagaimana seharusnya kita bina atau menjalin hubungan toleransi dengan benar.
Kita perlu dan wajib membina dan menjalin kehidupan yang penuh dengan
toleransi. Apalagi kita sebagai manusia, secara kodrat tidak bisa hidup
sendiri. Hal ini berarti seseorang tidak hidup sendirian, tetapi ia berteman,
bertetangga, bahkan ajaran agama mengatakan kita tidak boleh membedakan warna
kulit, ras, dan golongan. Sikap dan perilaku toleransi dapat diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari, di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, bahkan berbangsa dan bernegara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari diskusi bareng